Tuesday, November 22, 2011

PEMASARAN

PENGERTIAN PASAR DAN PEMASARAN
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau lebih jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area yang mengandung kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga.
Pemasaran memiliki arti yang berbeda-beda :
v  Menurut Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanan melalui proses pertukaran.
v  Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang actual maupun yang potensial.
v  Menurut American Marketing Asociation, pemasaran merupakan pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Dengan demikian dapat disimpulkan pemasran adalah proses perpindahan barang dan/atau jasa drai produsen ke konsumen, atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen.
KOSEP-KONSEP INTI PEMASARAN
v  Kebutuhan
v  Keinginan
v  Permintaan
v  Produk
v  Pertukaran
v  Transaksi
v  Pasar
MANAJEMEN PEMASARAN
Adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dariprogram-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang bermanfaat dengan pembeli untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Keadaan Permintaan
v  Permintaan negatif (negative demand)
v  Tidak ada permintaan (no demand)
v  Permintaan terpendam (latent demand)
v  Permintaan yang menurun (falling demand)
v  Permintaan yang tidak teratur (irregular demand)
v  Permintaan penuh (full demand)
v  Permintaan yang berlebihan (overfull demand)
v  Permintaan yang tidak sehat (unwholesome demand)
Falsafah Manajemen Pemasaran
1.    Konsep Produksi
Konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan meyukai produk-produk yang terjangkau oleh kemampuan mereka. Karena itu menajemen berkonsentrasi pada peningkatan efesiensi produksi dan efesiensi distribusi.
1.    Konsep produk
Konsep ini berpegang teguh pada anggapan bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan mutu, penampilan, maupun keistimewaan dibandingkan produk jenis.
1.    konsep penjualan
konsep penjualan menekankan pada anggapan konsumen tidak akan membeli produk, jika organisasi tidak melakukan usaha-usaha promosi dan penjulan.
1.    konsep pemasaran
menurut konsep ini, kunci untuk mencapai keberhasilan sasaran oganisasi adalah kejelian dalam menentukan kebutuhandan keinginanan pasar.
1.    konsep pemasara kemasyarakatan
tugas organisasim berhubungan dengan penentuan kebutuhan, keinginan, serta minat pasar sasaran dan untuk memberikan kepuasan yang lebih efisien dan efektif daripada pesaing  dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
SUMBER : Buku Pengantar Bisnis


Thursday, October 27, 2011

Visi dan Misi PT. Bakrie Pipe Industries

Narasumber : Koswara

Visi : Menjadi perusahaan pipa baja di kawasan Asia Tenggara

Misi :

  • Menyediakan produk yang handal, yang sama bahkan lebih dari apa yang diinginkan oleh customer dengan harga yang kompetitif dan pengiriman tepat waktu.
  • Menyediakan tempat yang aman, nyaman serta menguntungkan semua stekholder dan menguntungkan para investor.
Misi yang sudah tercapai :
  • Menyediakan tempat yang aman, nyaman
  • Pengiriman tepat waktu
  • Menyiapkan produk yang handal  
  • Menguntungkan para investor
Tujuan /  Planning :
  • Untuk membantu Negara dalam menyiapkan tenaga kerja
  • Menghidupkan dunia perbisnisan
  • Untuk menyiapkan industri pipa baja nasional
  • Menarik para investor
  • Meningkatkan kesejahteraan karyawan
  • Menguntungkan ke semua segmen masyarakat
Nama Anggota :
 1. Ilma Syahida Arofi  (23211509)
     http://www.ilmaaccounting.blogspot.com/
 2. Nur Afni Amalia     (25211279)
     http://www.nurafniamalia.blogspot.com
 3. Puput Anggraini      (25211606)
     http://www.puputanggraini13.blogspot.com

Thursday, October 13, 2011

BUMN, BUMS dan Cateris Paribus


  • BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN adalah semua bentuk perusahaan yang modal seluruhnya merupakan kekayaan negara, kecuali ada ketentuan lain berdasarkan undang-undang.
Ciri-ciri BUMN sebagai berikut :
  • Melayani kepentingan masyarakat umum.
  • Berusaha memperoleh keuntungan.
  • Pemilik modal mayoritas adalah negara, baik pemerintah pusat maupun daerah.
  • Tujuan usaha untuk menciptakan kemakmuran rakyat.
  • Bidang usahanya strategis.
  • Berstatus badan hukum dan tunduk kepada hukum yang berlaku di Indonesia.
BUMN dibedakan menjadi 2 jenis perusahaan yaitu Perum (Perusahaan Umum) dan Persero (Perusahaan Perseroan)
  • Perum (Perusahaan Umum)
Perum adalah perusahaan milik negara yang tujuan utamanya melayani kepentingan masyarakat luas dalam bidang produksi, distribusi, dan konsumsi.
Ciri-ciri Perum :
  • Melayani kepentingan umum .
  • Memiliki status badan hukum berdasarkan undang-undang.
  • Dipimpin oleh dewan direksi.
  • Pada umumnya bergerak di bidang usaha jasa yang strategis
  • Pimpinan dan karyawan berstatus pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri.
  • Memiliki nama dan kekayaan sendiri.
  • Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Contoh Perum antara lain Perum Pegadaian, Perum Perumnas (Perumahan Umum Nasional), Perum Damri (Dinas Angkutan Motor Republik Indonesia)

b. Persero (Perusahaan Perseroan)
Persero yaitu perusahaan negara yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

Ciri-ciri Persero :
1.      Tujuan utamanya memperoleh keuntungan/laba.
2.      Status hukumnya sebagai Badan Hukum Perdata yang berbentuk perseroan terbatas (PT).
3.      Modalnya  terdiri atas saham-saham yang sebagian besar atau seluruhnya dipegang oleh pemerintah yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
4.      Persero tidak memperoleh fasilitas negara.
5.      Persero dipimpin oleh dewan direksi.
6.      Status pegawai sebagai karyawan perusahaan swasta.
Contoh perusahaan negara yang berbentuk perseroan (PT) antara lain :
PT PLN (Perusahaan Listrik Negara), PT Telkom, PT GIA (Garuda Indonesia Airways), PT BNI (Bank Negara Indonesia), PT Pelni, PT Aneka Tambang, PT KAI (Kereta Api Indonesia), dan PT Pos Indonesia.

2. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
BUMS adalah badan usaha yang seluruh modalnya diperoleh dari pihak swasta.
BUMS dalam menjalankan usahanya dapat berbentuk Perusahaan Perseorangan, Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV), dan Persekutuan Firma (Fa).
Tujuan BUMS :
1.      Mencari keuntungan.
2.      Memperluas usaha.
3.      Menyediakan lapangan pekerjaan.
4.      Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
5.      Membantu pemerintah meningkatkan devisa.
6.      Meningkatkan penerimaan pemerintah melalui berbagai pajak.
Contoh BUMS antara lain :
PT Astra, PT Panasonic, PT Indofood, PT Maspion, PT Indosiar, hotel dan lain-lain.
Sumber : abhisekabali.wordpress.com/tag/ciri-ciri-bums/



Ceteris paribus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Cēterīs pāribus adalah istilah dalam bahasa Latin, yang secara harafiah dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai "dengan hal-hal lainnya tetap sama", dan dalam bahasa Inggris biasanya diterjemahkan sebagai "all other things being equal."
Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali digunakan, yaitu sebagai suatu asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan ekonomi.
Sebagai contoh, dapatlah dikatakan bahwa:
Harga dari daging sapi akan meningkat — ceteris paribus — bila kuantitas daging sapi yang diminta oleh pembeli juga meningkat.
Dalam contoh tersebut, penggunaan ceteris paribus adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan kuantitas suatu barang (daging sapi). Ceteris paribus di sini berarti bahwa asumsi yang diambil ialah mengabaikan berbagai faktor yang diketahui dan yang tidak diketahui yang dapat memengaruhi hubungan antara harga dan kuantitas permintaan. Faktor-faktor tersebut misalnya termasuk: harga barang substitusi (misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat penghindaran risiko para pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila), atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa memperhatikan tingkat harganya (misalnya perpindahan masyarakat kepada vegetarianisme).
Icon talk.svg 
Artikel bertopik bahasa ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya
 ceteris paribus itu istilah dlm bahasa latin yang artinya 'apabila hal-hal lain sama/tetap' ( all other things being equal)
Artinya hanya satu faktor yang berubah dan keadaan lainnya dibayangkan tetap. Hal ini dipakai untuk mempermudah analisis model dalam ekonomi untuk melihat dampak dari suatu perubahan.

Ceteris paribus dalam ekonomi micro faktor yang mempengaruhi permintaan, dan mempengaruhi hukum permintaan.
hukum permintaan adalah apabila apabila harga naik permintaan berkurang dan bila harga turun permintaan meningkat. dengan catatan cetaris paribus bersifat tetap. dalam arti tidak ada perobahan pendapatan, perubahan penduduk, dll.

Ceteris Paribus adalah untuk menyatakan hubungan operasional antara harga dan kuantitas suatu barang (daging sapi). Dalam contoh di atas Ceteris Paribus hanya mengaitkan variabel “harga daging sapi” dengan satu variable, yaitu “kuantitas permintaan daging sapi” . Kondisi variabel lain kita asumsikan tetap, jika mengalami kenaikan atau penurunan maka variabel lain akan ikut berubah mengikuti apa yang diasumsikan tersebut, Ceteris Paribus. Variabel-variabel tersebut misalnya: harga barang substitusi (misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat penghindaran risiko para pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila), atau adanya tingkat permintaan keseluruhan terhadap suatu barang tanpa memperhatikan tingkat harganya (misalnya perpindahan masyarakat kepada vegetarianisme).
Ceteris Paribus bisa digunakan dalam penentuan kebijakan yang akan diambil untuk berbagai masalah ekonomi. Karena dengan asumsi ini kita bisa lebih fokus dengan kepada pemecahan masalah yang diharapkan.
Tapi, disamping keuntungan yang bisa kita peroleh dari Ceteris Paribus, asumsi ini juga memiliki kelemahan yang sangat fatal. Hal itu dikarenakan asumsi ini hanya berfokus pada satu variabel dan menganggap variabel lainnya akan mengikuti pada variabel yang kita tentukan sebelumnya. Padahal pada kenyataannya variabel lain tersebut belum pasti sama dengan variabel yang kita tentukan sebelumnya. Sehingga akan selalu muncul masalah lain ketika kita kita telah selesai dengan masalah yang satu. Ceteris Paribus.